Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tempat Wisata Kota Sragen

 
http://www.putraagungtravel.com/2014/04/travel-surabaya-sragen.html
Kota Kabupaten Sragen adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya terletak di Sragen, sekitar 30 km sebelah timur Kota Surakarta. Berbatasan dengan Kabupaten Grobogan di utara, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di timur, Kabupaten Karanganyar di selatan, serta Kabupaten Boyolali di barat.
Kabupaten Sragen, Kota Budaya, Wisata yang Asri ini dikenal dengan sebutan “Bumi Sukowati”, nama yang digunakan sejak masa kekuasaan Kerajaan (Kasunanan) Surakarta. Nama Sragen dipakai karena pusat pemerintahan berada di Sragen.
berikut Tempat Wisata Di Kota Sragen:
1. SANGIRAN (Moseum Purbakala).
2. BAYANAN (Pemandian Air Panas).
3. WADUK KEDUNG OMBO.
4. PACUAN KUDA NYI AGENG SERANG.
5. GUNUNG KEMUKUS.
6. DESA WISATA KLIWONAN.
7. KOLAM RENANG KARTIKA.
8. TAMAN NDAYU.
9. Dll

Berikut Ulasanya:
1) SANGIRAN.
Terletak di desa Krikilan,Kec. Kalijambe ( + 40 km dari Sragen atau + 17 km dari Solo) Sangiran Dome menyimpan puluhan ribu fosil dari jaan pleistocen ( + 2 juta tahun lalu). Fosil-fosil purba ini merupakan 65 % fosil hominid purba di Indonesia dan 50 % di seluruh dunia. Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil 2.931 fosil ada di Museum, sisanya disimpan di gudang penyimpanan.
Sebagai  World  Heritage  List  (Warisan Budaya  Dunia). Museum ini memiliki fasilitas-fasilitas diantaranya :ruang pameran (fosil  manusia, binatang purba), laboratorium, gudang fosil, ruang slide dan kios-kios souvenir khas Sangiran.
Keistimewaan Sangiran, berdasarkan penelitian para ahli Geologi dulu pada masa  purba merupakan hamparan lautan. Akibat proses geologi dan akibat bencana alam letusan Gunung Lawu, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu, Sangiran menjadi Daratan. Hal tersebut dibuktikan  dengan lapisan-lapisan tanah  pembentuk  wilayah  Sangiran yang sangat berbeda dengan lapisan tanah di tempat lain. Tiap-tiap lapisan tanah tersebut ditemukan fosil-fosil menurut jenis dan jamannya. Misalnya, Fosil Binatang Laut banyak diketemukan di Lapisan tanah paling bawah, yang dulu merupakan lautan.
“ Dome Sangiran” atau Kawasan Sangiran yang memiliki luas wilayah sepanjang bentangan dari utara –selatan sepanjang 9 km. Barat –Timur sepanjang 7 km.    Masuk dalam empat kecamatan atau sekitar 59,3 Km2. Temuan Fosil di “Dome Sangiran” di kumpulkan dan disimpan di Museum Sangiran.  Temuan Fosil di Sangiran untuk jenis Hominid Purba (diduga sebagai asal evolusi Manusia)  ada 50 (Limapuluh) Jenis/Individu. Untuk Fosil-fosil yang diketemukan di Kawasan Sangiran merupakan 50 % dari temuan fosil di Dunia dan merupakan 65 % dari temuan di Indonesia. Oleh Karenanya Dalam sidangnya yang ke 20 Komisi Warisan Budaya Dunia di Kota Marida, Mexico tanggal 5 Desember 1996, Sangiran Ditetapkan sebagai salahsatu Warisan Budaya Dunia “World Haritage List”  Nomor : 593.
Koleksi Musium Sangiran
1) Fosil manusia, antara lain Australopithecus africanus , Pithecanthropus mojokertensis (Pithecantropus robustus ), Meganthropus palaeojavanicus , Pithecanthropus erectus , Homo soloensis , Homo neanderthal Eropa, Homo neanderthal Asia, dan Homo sapiens .
2) Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).
3) Fosil binatang air, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Mollusca (kelas Pelecypoda dan Gastropoda ), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera .
4) Batu-batuan , antara lain Meteorit/Taktit, Kalesdon, Diatome, Agate, Ametis
5) Alat-alat batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan kapak perimbas-penetak.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada para wisatawan, di Kawasan Sangiran telah dibangun Menara Pandang dan Wisma Sangiran. Para wisatawan bisa menikmati keindahan dan keasrian panorama di sekitar Kawasan Sangiran dari ketinggian lewat Menara Pandang Sangiran. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan akan tempat penginapan yang nyaman di Kawasan Sangiran telah dibangun Wisma Sangiran ( Guest House Sangiran) yang terletak di sebelah Menara Pandang Sangiran. Wisma Sangiran ini berbentuk joglo (rumah adat Jawa Tengah) dengan ornamen-ornamen khas Jawa yang dilengkapi dengan pendopo sebagai lobby . Keberadaan Wisma Sangiran ini sangat menunjang kegiatan yang dilakukan oleh para tamu atau wisatawan khususnya bagi mereka yang melakukan penelitian ( research ) tentang keberadaan fosil di Kawasan Sangiran. Wisma Sangiran memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai, antara lain : Deluxe Room , sebanyak dua kamar dilengkapi dengan double bed , bath tub dan shower , washtafe l, meja rias dan rak ; Standard Room , sebanyak tiga kamar dilengkapi dengan double bed , bak mandi, washtafel , dan meja rias; Ruang Keluarga yang dilengkapi dengan meja dan kursi makan serta kitchen set ; Pendopo ( Lobby ) yang dilengkapi dengan meja dan kursi ; serta tempat parkir. Selain fasilitas-fasilitas tersebut, juga disediakan mobil (mini train ) untuk memudahkan mobilitas para wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Sangiran.
RUTE MENUJU SANGIRAN
Dengan Pesawat
Dari Bandara Adi Sumarmo (Solo), ambil jalan darat menuju ke Museum Sangiran.
•  Dari Solo > Kalijambe > Sangiran ( ± 20 km ke arah utara)
•  Dari Semarang > Purwodadi > Kalijambe > Sangiran
•  Dari Surabaya > Sragen > Kalijambe > Sangiran
•  Dari Yogyakarta > Solo > Kalijambe > Sangiran
Situs Sangiran merupakan tempat yang tempat untuk melakukan perjalanan kembali ke masa pra sejarah. Banyak hal yang bisa dipelajari di situs ini, antara lain tentang kehidupan di masa lalu dan tentang misteri evolusi makhluk hidup yang sangat menarik untuk diungkap. Semoga penjelasan ini bisa memberikan gambaran bagi para pembaca bahwa ada dunia menakjubkan di balik Situs Sangiran. Pengetahuan ini perlu disebarluaskan kepada para generasi penerus supaya mereka ikut melestarikan warisan dunia yang menakjubkan ini.
Lahirnya motif tersebut tidak lepas dari pengaruh karakter masyarakat Sragen yang pada dasarnya terbuka dan blak-blakan dalam mengekspresikan isi hati.
2) BAYANAN
Pemandian Air Panas Bayanan merupakan salah satu daerah tujuan wisata minat khusus yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen, dalam hal ini adalah untuk wisata kesehatan ( health tourism ) yang dipadukan dengan daya tarik wisata alam atau ekowisata.
Menurut cerita yang berkembang di tengah masyarakat, air panas Bayanan dianggap memiliki banyak khasiat dalam menyembuhkan berbagai penyakit, seperti : rematik, gatal-gatal, dan penyakit lainnya. Sehingga oleh orang terdahulu sumber air panas itu dinamakan “Hyang Tirto Nirmolo”.
Ternyata kebenarannya terbukti sehingga banyak pengunjung berdatangan untuk membuktikan khasiatnya. Selain bisa menyembuhkan berbagai penyakit di atas, air panas tersebut dipercaya juga bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah, memulihkan kebugaran tubuh, meningkatkan vitalitas tubuh, memelihara kesegaran sendi–sendi dan otot, menghilangkan capek-capek, dan membuat awet muda.
Selain sebagai wisata kesehatan karena khasiat yang dimiliki oleh air panas ini dalam menyembuhkan berbagai penyakit, Pemandian Air Panas Bayanan juga memiliki daya tarik wisata alam (ekowisata). Suasana alam pedesaan yang masih alami dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berasal dari kota. Para wisatawan bisa melakukan kegiatan menjelajah ( tracking ) maupun berkemah (camping ) di hutan karet yang berada tidak jauh dari lokasi pemandian tersebut dan di kawasan bukit yang mengitari PAP Bayanan.
Pada saat-saat tertentu, misalnya menjelang Bulan Puasa dan Lebaran, di objek wisata ini sering diselenggarakan kegiatan seni budaya, misalnya pentas dangdut maupun campursari.

Pemandian Air Panas Bayanan ini terletak tepat di sebelah tenggara ibukota Kabupaten Sragen yaitu di Dusun Bayanan, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.
Secara geografis, Pemandian Air Panas Bayanan terletak sekitar 17 km di sebelah tenggara ibukota Kabupaten Sragen. Jarak tersebut bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun dengan angkutan umum. 
Obyek wisata pemandian air panas Bayanan semula merupakan bekas tempat tetirah para orang kaya Belanda semasa kolonial yang dibangun tahun 1808 oleh Tuan Praul, salah satu saudagar Belanda terkemuka saat itu. Setelah berada di bawah pengelolaan pemerintah RI, pada tahun 1978, pemandian sumber air panas Bayanan direnovasi. Setahun kemudian sumber air panas Bayanan diresmikan sebagai obyek wisata dan di bawah pengelolaan Pemkab Dati II Sragen.
Namun mitos yang dipercaya penduduk desa di sekitar sumber air panas itu menyebutkan bahwa sumber air panas tersebut dijaga oleh makhluk halus berkekuatan magis. Makhluk itu bernama Hyang Tirto Nirmolo dan suka menolong menyembuhkan orang sakit.
Penduduk setempat merasakan bahwa gatal-gatal (bubul-jawa), capek setelah bekerja berat dapat segera sembuh dan segar kembali usai mandi dengan air Bayanan. Oleh sebab itu, sebuah rumah kecil dibangun untuk lokasi upacara adat. Di bangunan yang sekarang dianggap keramat tersebut rutin diadakan upacara merayakan panen. Tradisi turun temurun itu biasanya berlangsung pada hari Jumat Legi dalam penanggalan Jawa.
Melalui penyelidikan ilmiah diketahui bahwa panasnya air dan zat yang terkandung di dalamnya diduga berasal dari sentuhan magma (panas bumi) yang menyentuh sumber air tanah yang sangat dalam dan sampai terasa di permukaan sebagai sumber air panas. Panasnya air tepat pada sumbernya + 44 0 C, dan setelah sampai permukaan di bak kamar mandi menjadi + 36 0 C, sesuai dengan suhu badan manusia, sehingga akan terasa enak dan nyaman untuk mandi. Penyelidikan yang dilakukan oleh Balai Penyelidikan Dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta menunjukkan adanya banyak unsur/senyawa kimia yang terkandung dalam Sumber Air Panas Bayanan antara lain belerang (Sulfur).
3) WADUKKEDUNGOMBO
Waduk Kedung Ombo merupakan bendungan raksasa seluas 6.576 hektar yang areanya mencakup sebagian wilayah di tiga Kabupaten, yaitu; Sragen, Boyolali, dan Grobogan. Waduk yang membendung lima sungai itu terdiri dari wilayah perairan seluas 2.830 hektar dan 3.746 hektar lahan yang tidak tergenang air.
Lokasi obyek wisata Waduk Kedung Ombo yang menjadi andalan Sragen terletak di Kecamatan Sumberlawang, sekitar 30 km dari pusat kota. Selain disuguhi pemandangan nan indah, para pengunjung Waduk Kedung Ombo bisa menikmati wisata air, menumpang perahu motor bertualang mengunjungi pulau-pulau yang bermunculan di tengah waduk. Anda penyuka ikan bakar atau hobi mengail ikan? Jangan khawatir, di Waduk Kedung Ombo juga tersedia tempat pemancingan sekaligus warung yang menjajakan aneka makanan olahan berbahan ikan. Begitu turun dari kendaraan di area parkir, aroma wangi ikan yang dibakar atau digoreng langsung menyergap, mengundang selera makan.
Di kawasan Waduk Kedung Ombo, tepatnya di desa Ngargotirto, telah dibangun arena pacuan kuda dengan lintasan sepanjang 600 meter. Arena pacuan kuda yang diberi nama Nyi Ageng Serang itu merupakan miniatur dari lapangan pacuan kuda Pulo Mas Jakarta. Pada bulan Desember 2006 silam di lokasi tersebut dilangsungkan kejuaraan pacuan kuda tingkat nasional memperebutkan piala Gubernur Jawa Tengah.
Potensi pengembangan obyek wisata adalah memperbanyak homestay yang menyatu dengan rumah penduduk, sehingga para wisatawan dapat tinggal lebih lama di kawasan Waduk Kedung Ombo. Adanya homestay membuat wisatawan dapat melihat dari dekat kehidupan sehari-hari masyarakat, dan bahkan menjalani kehidupan seperti penduduk lokal, selang beberapa waktu.
Investasi juga dapat ditanam di sektor perikanan darat dengan metode karamba dan dilengkapi restoran apung. Di bantaran seputar waduk, cocok untuk mengembangkan usaha agrobisnis buah-buahan dan sayur mayur. Selain dekat dengan sumber air yang diambil dari waduk, kualitas air waduk juga bersih dari polutan.
Bila tak ingin setengah-setengah menerjuni bisnis pariwisata, investor bisa mengembangkan kompleks wisata terpadu di Kedung Ombo. Investor dapat memanfaatkan obyek wisata air, karamba serta restoran apung, dan arena pacuan kuda yang sudah tersedia, sembari membangun wisata agrobisnis, taman safari, lapangan golf, dan juga kereta gantung untuk menikmati pemandangan kompleks Kedungombo dari ketinggian. Bila kompleks wisata terpadu ini terwujud, pengunjung pasti akan memperoleh petualangan mengesankan, unik, dan dirindukan.
 4) PACUAN KUDA NYI AGENG SERANG
  Arena pacuan kuda Nyi Ageng Serang terletak di Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang. Lintasan sepanjang 600 meter itu hanya berjarak 1,5 kilometer dari tepian waduk Kedung Ombo.
Akses menuju lintasan pacuan kuda Nyi Ageng Serang relatif mudah. Arena pacuan kuda itu berjarak 30 kilometer dari pusat kota Kabupaten Sragen dan dapat ditempuh selama 40 menit dengan mengendarai mobil. Dari Semarang, pungunjung dapat melewati jalur alternatif Salatiga-Karanggede-Gemolong-Sumberlawang. Dari Surakarta (Solo), pengunjung dapat mengambil rute Solo-Purwodadi dan berbelok ke barat ketika memasuki daerah Sumberlawang. Lokasi pacuan Kuda berada lima kilometer dari jalan raya Solo-Purwodadi.
Keberadaan arena pacuan kuda di Ngasinan membawa perubahan pada wajah desa. Jalan hotmix sepanjang lima kilometer kini membelah dari pusat Kecamatan Sumberlawang hingga ke pedesaan. Memudahkan arus transportasi dan perdagangan. Penerangan jalan dan fasilitas air bersih kini tersedia dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
5) GUNUNG KEMUKUS
Objek Wisata Ziarah Makam Pangeran Samudro yang lebih dikenal dengan sebutan “GUNUNG KEMUKUS” selalu menarik untuk diulas. Hal yang menjadikan objek wisata ini menarik adalah pandangan pro dan kontra tentang Makam Pangeran Samudro itu sendiri dan kisah yang beredar di tengah masyarakat. Ada 2 (dua) paradigma yang berkembang di tengah-tengah masyarakat tentang Makam Pangeran Samudro atau Gunung Kemukus. Pertama, adanya keyakinan di sebagian masyarakat bahwa apabila ingin ngalap berkah atau permohonannya terkabul, maka orang yang datang ke Makam Pangeran Samudro harus melakukan ritual berhubungan intim dengan lawan jenis yang bukan suami atau istrinya selama 7 (tujuh) kali dalam satu lapan ( 1 lapan = 35 hari).
Paradigma negatif ini perlu diluruskan agar para peziarah tidak terjebak dalam paradigma dan kepercayaan yang keliru. Setiap peziarah atau pengunjung yang menginginkan permohonan atau keinginannya terkabul haruslah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan berdoa dan berusaha di jalan yang benar. Singkatnya, paradigma negatif yang berkembang di tengah masyarakat tersebut tidak benar adanya.
Kedua, berziarah ke Makam Pangeran Samudro atau Gunung Kemukus adalah suatu kegiatan ritual yang mengandung nilai keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari figur yang diziarahi. Dengan berziarah di tempat tersebut, manusia diharapkan untuk selalu ingat akan kematian sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu berbuat kebaikan sesuai dengan keluhuran jiwa dan teladan dari figur yang diziarahi.
Informasi Umum
Secara administratif, Obyek Wisata Gunung Kemukus terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Secara geografis, Objek Wisata Gunung Kemukus terletak sekitar ± 29 km di sebelah utara kota Solo. Dari Sragen sekitar 34 km ke arah utara. Jarak tersebut bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Dari kota Sragen dapat ditempuh selama ± 45 menit dengan kendaraan bermotor melewati jalan Sragen – Pungkruk/Sidoharjo – Tanon – Sumberlawang/Gemolong – Gunung Kemukus.
Dari kota Solo dapat menggunakan kendaraan bermotor selama ± 30 menit, melewati jalan Solo – Purwodadi turun di Barong kemudian menuju Gunung Kemukus dengan perahu menyeberangi Waduk Kedung Ombo.
Kawasan Gunung Kemukus merupakan sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut. Dengan dibangunnya Waduk Kedung Ombo menjadikan Makam Pangeran Samudro berada di atas bukit yang menjorok ke tengah Waduk Kedung Ombo. Oleh karena itu, Obyek Wisata Gunung Kemukus juga merupakan salah satu objek wisata tirta di Kabupaten Sragen. Komplek Makam Pangeran Samudro adalah Obyek Wisata Budaya di Kabupaten Sragen. Kawasan tersebut terdiri dari :
1. Bangunan utama berbentuk rumah joglo dengan dinding batu bata dan bagian atas berdinding kayu papan. Didalamnya terdapat tiga makam. Satu buah makam besar yang ditutupi kain selambu adalah makam Pangeran Samudro dan R.Ay. Ontrowulan. Sedangkan dua makam lainnya adalah makam dua abdi setia Pangeran Samudro yang selalu mengikuti beliau kemanapun pergi.
2. Di sebelah kanan makam terdapat sendang (sumber air) yang bernama “Sendang Ontrowulan”. Sendang tersebut merupakan tempat bersuci R.Ay. Ontrowulan ketika akan menemui putranya yang sudah meninggal. Air sendang tersebut dikenal tidak pernah habis, bahkan di musim kemarau sekalipun.
Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus
Teladan Terakhir Anak Raja Majapahit
“Barang siapa berhasrat atau punya tujuan untuk hal yang dikehendaki maka untuk mencapainya harus dengan kesungguhan, mantap, dengan hati yang suci. Harus konsentrasi pada yang dikehendaki, dekatkan keinginan, seakan-akan seperti menuju ke tempat yang disayanginya atau kesenangannya.”
Dalam selimut kabut tipis di tengah belantara, suatu pagi, tujuh abad silam, pesan itu meluncur dari bibir Pangeran Samudro. Bias cahaya lembut meliputi rona sang pangeran yang terbaring lemah. Beberapa orang dengan pakaian Kejawen bersimpuh mengelilingi tubuh yang sakit itu. Mata mereka berkaca-kaca. Mereka sadar sedang menyimak kata-kata penghabisan. Pesan itu terucap lamat. Kemudian senyap. Mengirim tanda tentang berakhirnya sebuah kehidupan.
Konon, itulah wejangan terakhir Pangeran Samudro, sesaat menjelang ia mangkat. Para pengikut Samudro kemudian mendirikan pemukiman. Letaknya tak jauh dari jasad sang Pangeran yang dimakamkan di sebuah bukit –dan kemudian disebut Gunung Kemukus. Dukuh Samudro, nama pemukiman itu, terletak beberapa puluh meter di bawah lokasi makam. Para pengikut Samudro pun patuh melaksanakan wasiat terakhir junjungannya itu. Kisah-kisah keteladanan sang pangeran lalu terpatri hingga ratusan tahun, sengaja diwariskan turun temurun oleh penduduk Dukuh Samudro. Di Kemukus, nasihat Pangeran Samudro agar senantiasa bersungguh hati dalam mencapai kebaikan terus lestari dan ditularkan kepada siapa saja.
Obyek wisata Gunung Kemukus merupakan wisata spiritual dan banyak didatangi para pengunjung dari berbagai daerah untuk berziarah. Menghirup udara yang segar, atau sekadar berjalan-jalan di bawah kerindangan pohon-pohon langka berumur ratusan tahun merupakan satu pesona tersendiri. Secara administratif, Gunung Kemukus dan Dukuh Samudro kini masuk wilayah Kecamatan Miri, sekitar 25 kilometer dari pusat Kabupaten Sragen.
Memasuki Dukuh Samudro di lereng Kemukus, pengunjung akan menjumpai berbagai aktivitas khas warga pedesaan. Proyek Waduk Kedung Ombo yang diresmikan pada 1990 menyebabkan bukit Kemukus kini dikelilingi oleh air. Dari kejauhan terlihat seperti bukit di tengah telaga. Jika debit air sedang tinggi, pengunjung harus menyeberang dengan menggunakan perahu atau rakit yang disediakan penduduk.
Menuju kompleks makam di puncak bukit, jalanan agak menanjak. Di sini terhampar titian tangga beton berundak menuju makam. Di bukit ini, kerimbunan pohon berjenis langka tumbuh dengan ukuran raksasa. Hutan di Kemukus masih terjaga. Suasana pun menjadi menyenangkan, teduh dan segar, sesekali terdengar kicauan burung hutan.
Kompleks makam Pangeran Samudro itu sederhana saja. Nisan antik dengan ornamen khas Jawa nampak menghiasi pusara. Kain kelambu putih menyelubungi pucuk-pucuk nisan. Lingkungan yang terjaga kebersihannya membuat kompleks makam jauh dari kesan menakutkan. Meskipun demikian, aura kharismatik tetap memancar dari kompleks makam tersebut.
Untuk melindungi makam dari perubahan cuaca, sebuah bangunan beratap joglo didirikan. Di bawah naungan joglo itulah para peziarah biasanya duduk bersila melantunkan doa. Bagi penduduk setempat dan juga peziarah, memandang nisan antik di pusara dapat mengingatkan beribu kisah tentang kearifan dan kesederhanaan Pangeran Samudro.
Anak Raja Terakhir Majapahit
Pangeran Samudro adalah salah satu anak penguasa terakhir kerajaan Majapahit, sebuah kerajaan Hindu terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-13. Kerajaan yang berpusat di Jawa Timur itu wilayah kekuasaannya meliputi kepulauan Indonesia dan membentang hingga bagian selatan India.
Tak lama setelah Islam masuk ke Indonesia, Majapahit pun runtuh. Samudro, pemuda umur 18 tahun –waktu itu, enggan melarikan diri sebagaimana dilakukan banyak kerabatnya. Ia justru menanggalkan pangkat dan memilih menjadi pandita. Berguru tentang agama yang baru datang ke tanah Jawa itu; Islam, kepada Sunan Kalijaga,ulama besar yang tinggal di Kesultanan Demak.
Usai berlajar di bawah bimbingan wali penyebar Islam itu, Samudro melanglang negeri turut menyiarkan risalah Islam. Selain menyebarkan agama Islam, Samudro juga menemui sisa-sisa dinasti Majapahit yang tercerai berai, mengajak mereka bergabung ke dalam payung Kesultanan Demak.
Namun, di tengah ekspedisi tersebut, Samudro mendadak jatuh sakit dan meninggal. Pangeran Samudro akhirnya dimakamkan di sebuah bukit yang terletak tak jauh dari lokasi ia wafat. Oleh pengikutnya, tempat Pangeran Samudro meninggal didirikan sebuah desa dan dinamakan Dukuh Samudro.
Konon, terjadi fenomena alam yang aneh sepeninggal Pangeran Samudro. Asap hitam (dalam bahasa Jawa diistilahkan kukus) menyelimuti bukit tempat makam Pangeran Samudro. Fenomena itu terjadi setiap menjelang pergantian musim. Oleh penduduk dan pengikut Pangeran Samudro, bukit itu lalu dinamakan Gunung Kemukus.
Syahdan, ibu Pangeran Samudra, Raden Ayu Ontrowulan sangat bersedih mendengar kematian putra semata wayangnya. Ia pun menyusul ke Kemukus dan mensucikan diri dengan air dari telaga kecil yang letaknya tak jauh dari makam. Ontrowulan lalu berdoa tanpa henti agar dapat dipertemukan dengan Pangeran Samudro. Menurut legenda yang dipercaya penduduk setempat, tubuh Ontrowulan tiba-tiba saja menghilang tanpa jejak.
Penduduk percaya hal tersebut disebabkan Ontrowulan berdoa dengan sepenuh hati diserta jiwa raga yang sudah suci. Orang Jawa menyebut kejadian itu sebagai muksa. Telaga tempat muksa itu lalu dinamakan sendang Ontrowulan.
Jejak Pertemuan Budaya Jawa dan Islam
Anak keturunan pengikut Pangeran Samudro mempercayai kawasan Gunung Kemukus sebagai lokasi sakral untuk berdoa bersama. Setiap Kamis malam menjelang Jumat Pon dan Jumat Kliwon dalam kalender Jawa selalu digelar doa tahlil bersama. Acara itu juga digunakan untuk memperingati penemuan pusaka Kotang Ontokusumo oleh Sri Sultan Demak. Tradisi itu terus dipertahankan hingga kini. Pada hari-hari tersebut pengunjung yang berziarah dan berdoa datang membludak. Pentas wayang kulit digelar semalam suntuk untuk mengajak berbuat baik.
Ritual yang paling ramai dan diminati pengunjung adalah upacara di bulan Syuro bulan pertama dalam penanggalan Jawa, yang bertepatan dengan dimulainya bulan Muharram dalam kalender Islam. Tiap Kamis malam diadakan pentas wayang kulit semalam suntuk. Sedangkan pada hari Kamis di pekan pertama bulan Syuro digelar tradisi larap slambu yang merupakan ritual pencucian kain penutup makam Pangeran Samudro. Ritual ini dipercaya memberi berkah bagi pengunjung yang memanfaatkan air bekas cucian slambu dan potongan kain slambunya.
Saat ritual Larap Slambu , para bangsawan Kraton Surakarta bisanya turut menghadirinya. Mereka berbusana tradisional Jawa. Pada hari itu wisatawan dapat menjumpai ornamen dan pakaian tradisional Jawa, prajurit dengan senjata khas kraton kuno di setiap sudut Kemukus. Nuansa tradisional Jawa sangat terasa pada ritual Larap Slambu itu.

Yang tak kalah menarik adalah mengamati pola kehidupan, kebudayaan, dan kepercayaan yang berlangsung dalam masyarakat kawasan Gunung Kemukus. Di kawasan tersebut bakal ditemui jejak-jejak perjumpaan antara tradisi Jawa Hindu dan Islam. Lengkap dengan berbagai legenda dan artefak bersejarah yang tersisa. Niscaya, dari aspek antropologi, para pengunjung akan menemui kesan eksotis ketika berada di kawasan itu.
Fasilitas Pengunjung
Musholla
Kamar kecil
Tempat Parkir
Tempat penitipan
Petugas Ketertiban/Keamanan
Ruang Informasi
6) DESA WISATA KLIWONAN
Dunia mode dan fashion rasanya sudah tidak asing lagi dengan batik. Menyebut batik, ingatan seseorang akan melayang pada secarik kain dan pakaian khas Indonesia. Khususnya Pekalongan, Surakarta, dan Yogyakarta. Tiga kota itu selama ini lebih dikenal oleh para pecinta busana sebagai sentra penghasil batik. Namun jika ditelusuri lebih jauh, pusat-pusat produksi batik pun dapat ditemukan di daerah lain di Jawa Tengah.

Kabupaten Sragen, misalnya, adalah sentra produksi batik terbesar setelah Pekalongan dan Surakarta. Di Sragen, terdapat dua sub sentra batik yakni Kecamatan Plupuh dan Masaran. Dua sub sentra tersebut memiliki beberapa desa penghasil batik. Letak mereka pun berdekatan, saling berseberangan di sisi utara dan selatan Sungai Bengawan Solo.
Desa-desa di utara sungai adalah Jabung dan Gedongan yang masuk wilayah Kecamatan Plupuh. Mereka hanya berjarak sepelemparan batu dengan Desa Pilang, Sidodadi, dan Kliwonan. Tiga desa yang disebut terakhir terletak di selatan Bengawan Solo dan berada dalam wilayah Kecamatan Masaran.
Karena berada di pinggiran sungai atau kali –dalam bahasa Jawa, industri Batik di kawasan tersebut juga dikenal dengan sebutan Batik Girli (Pinggir Kali). Di dua sub sentra batik tersebut terdapat 4.817 perajin batik dengan menyerap sekurangnya 7.072 tenaga kerja.
Kawasan Desa Wisata Batik Kliwonan terletak sekitar 12 KM sebelah selatan pusat kota Kabupaten Sragen. atau 15 KM sebelah timur laut kota Solo. Untuk mencapai lokasi desa wisata ini dapat dilakukan dengan melewati berbagai jalur, antara lain :
•  Pintu masuk di Gronong (Perbatasan Kabupaten Sragen dan Karanganyar) : melalui Jalan Raya Solo – Sragen masuk ke utara hingga Desa Sidodadi – Kliwonan
•  Pintu masuk Masaran : dari Masaran melalui jalan kabupaten menuju Desa Pilang – Kliwonan
•  Dari objek wisata Museum Purbakala Sangiran melalui jalan kabupaten menuju kota Kecamatan Plupuh – Desa Gedongan – menyeberangi jembatan gantung menuju Desa Kliwonan
•  Dari kecamatan Gemolong / objek wisata Waduk Kedung Ombo melalui jalan kabupaten menuju Kecamatan Plupuh – Desa Gedongan – menyebrangi sungai Bengawan Solo melalui jembatan gantung menuju Desa Kliwonan
 Sebagian besar perajin batik tinggal di desa Kliwonan. Kuantitas produksi batik yang dihasilkan perajin Kliwonan pun paling besar. Oleh sebab itu, kawasan penghasil batik di Sragen kemudian lebih dikenal dengan sebutan sentra batik Kliwonan. Pemerintah Kabupaten Sragen lalu menetapkan sentra batik itu sebagai kawasan wisata terpadu, yang dinamakan Desa Wisata Batik Kliwonan. Desa Kliwonan sekaligus diditetapkan menjadi pusat pengembangan, pelatihan, dan pemasaran batik.
Desa wisata batik terletak 13 kilometer dari pusat kota Kabupaten Sragen dan telah dilengkapi dengan infrastruktur dan sarana publik yang memadai.
Di sepanjang jalan menuju lokasi desa wisata yang terletak 4 kilometer dari jalan besar itu, pengunjung akan disuguhi hamparan persawahan dan rumah penduduk yang tertata rapi.

Kala tiba di desa wisata batik, pelancong tidak hanya dapat berbelanja.
Wisatawan juga dapat melihat proses pembatikan, seperti proses penjemuran, pewarnaan, pemberian motif, pelapisan dengan sejenis parafin, dan pembatikan.
Para pelancong yang berminat tinggal beberapa hari dapat menginap di rumah-rumah penduduk yang telah disulap menjadi homestay. Perjalanan wisata ini dapat menyuguhkan pengalaman yang tak terlupakan. Sebab, wisatawan dapat memperoleh cukup waktu untuk belajar membatik sembari menikmati kehidupan warga pedesaan khas Sragen. idak cuma melihat proses pembuatan batik, pelancong pun boleh ikut menjajal menggoreskan canting -semacam pena untuk melukis batik- ke atas kain mori. Wisatawan juga akan dikenalkan jenis-jenis kain batik dan motif yang dituangkan pada kain. Jika tak keberatan untuk berbasah dan berkotor-kotor sedikit, para penikmat perjalanan wisata bolehlah terjun ke dalam kolam pewarnaan. Bersama juru warna kain, wisatawan akan diajarkan mencelup dan mewarnai kain.
Wisatawan juga dapat mempelajari sejarah dan asal usul batik di Indonesia dan lahirnya batik khas Sragen itu sendiri. Gaya batik
Sragen awal mulanya identik dengan batik Surakarta, terutama di era 80-an. Ini tak mengherankan, sebab para pionir kerajinan batik di Sragen umumnya pernah bekerja sebagai buruh batik di perusahaan milik juragan batik Surakarta. Namun kemudian, batik Sragen berhasil membentuk ciri khas yang berbeda dari gaya Yogyakarta dan Surakarta. Batik gaya Yogyakarta umumnya memiliki dasaran –atau sogan– putih dengan motif bernuansa hitam atau warna gelap. Corak Yogyakarta ini biasa disebut batik latar putih atau putihan. Beda lagi dengan batik gaya Surakarta, biasanya memiliki warna dasaran gelap dengan motif bernuansa putih. Biasa disebut batik latar hitam atau ireng. Batik Yogyakarta dan Surakarta juga lebih kuat dalam mempertahankan motif gaya kraton yang telah menjadi patokan baku, misalnya parang,kawung, sidodrajat, sidoluhur, dan lain sebagainya. Bagaimana dengan batik Pekalongan? Batik dari daerah pesisir utara Jawa itu biasanya berlatar warna cerah mencolok. Motif batik yang digoreskan umumnya berukuran kecil-kecil dengan jarak yang rapat. Beda dengan batik Sragen.
Batik Sragen lebih kaya dengan ornamen flora dan fauna. Ada kalanya dikombinasi dengan motif baku. Jadilah, motif tumbuhan atau hewan yang disusupi motif baku seperti parang, sidoluhur, dan lain sebagainya. Belakangan ini beberapa perajin mulai mencoba menelurkan motif baru yang isinya merekam aktivitas keseharian masyarakat. Guratan motif batik Sragen dewasa ini cenderung menyiratkan makna secara tegas. Jauh lebih lugas ketimbang corak Yogyakarta dan Surakarta.
Di desa wisata batik Kliwonan, wisatawan dapat dengan mudah membedakan batik Sragen dengan motif batik dari daerah lainnya. Para perajin batik di Kliwonan biasa menuangkan karyanya ke berbagai jenis kain dengan berbagai teknik produksi. Jenis kain yang digunakan antara lain sutera yang ditenun dengan mesin maupun manual, katun, dan primisma. Perajin di Sragen umumnya memproduksi batik dengan teknik tulis, cap, printing, dan kombinasinya. Namun, sebagian besar perajin masih mempertahankan teknik tulis di atas kain primisma. Teknik tradisional ini menunjukkan kemampuan luar biasa batik tulis Sragen dalam bertahan di era modern ini. Masih dipegangnya cara tradisional para pembatik di kawasan Kliwonan ini merupakan eksotisme yang langka dijumpai. Inilah daya tarik desa wisata batik Kliwonan.

Soal daya saing batik Sragen memang bukan isapan jempol semata. Walaupun berupa industri rumahan dan berlokasi di pedesaan, kapasitas produksi batik yang dihasilkan tidak bisa dianggap enteng. Lihat saja, produksi batik jenis katun yang dihasilkan pada 2005 mampu menembus angka 50.000 potong, sementara batik jenis sutera dari alat tenun bukan mesin mencapai 365.000 potong. Tak mengherankan apabila Sragen mampu membayang-bayangi Pekalongan dan Surakarta sebagai daerah produsen batik.

Toh, kesuksesan tersebut tidak lantas membuat para perajin batik menjadi lupa diri. Masyarakat sentra batik Girli itu dikenal sebagai komunitas yang religius. Mereka juga dikenal ramah, sopan, dan terbuka terhadap tamu. Ajaran Islam -agama mayoritas penduduk sentra batik Girli untuk memuliakan tamu yang disampaikan turun temurun oleh pendahulu mereka benar-benar dipegang teguh. Bahkan, jika beruntung, wisatawan akan menjumpai sambutan yang unik; hidangan daging ayam yang digoreng utuh. Tradisi ini merupakan simbol penghormatan dan ucapan selamat datang kepada para tamu atau orang asing yang dinilai bermaksud baik.
Buah Tangan Khas Desa Wisata Batik Kliwonan
Tidak lengkap rasanya mengunjungi Desa Wisata Batik Kliwonan tanpa membawa pulang buah tangan khas kawasan ini. Banyak pilihan cenderamata yang dapat dibeli oleh para wisatawan, antara lain :
•  Kerajinan kain perca batik berupa tas, dompet cantik, bantal hias, selimut, dsb
•  Kerajinan grabah ndeso yang terbuat dari tanah liat hitam yang menciptakan tekstur kasar namun antik dan eksotis. Gerabah ndeso tersebut dapat berbentuk tempayan air, pot bunga, kuali, dan sebagainya
•  Kerajinan sangkar burung . Desa wisata ini memiliki kekayaan alam berupa bambu yang melimpah terutama di daerah tepian Sungai Bengawan Solo. Bambu-bambu tersebut oleh penduduk setempat diolah menjadi berbagai barang kerajinan yang cantik antara lain sangkar burung.
Kebiasaan uluk salam dan saling menyapa di antara penduduk, maupun kepada orang asing masih jamak ditemui di kawasan itu. Mereka pun begitu ringan tangan membantu tetangganya yang ditimpa kesusahan. Jadi jangan kaget, bila Anda berkunjung ke desa batik Kliwonan suatu saat nanti, bakal disambut penuh kehangatan. Dengan salam khas wong ndeso yang tulus dan menentramkan; Monggo pinarak, sederek…”, artinya, “mari singgah, saudaraku”.
7) KOLAM RENANG KARTIKA
Kolam Renang Kartika merupakan salah satu objek wisata tirta andalan yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen.Objek wisata ini terletak didalam kota dan mudah untuk dicapai. Berbagai fasilitas disediakan untuk mendukung kenyamanan pengunjung, antara lain kolam renang utama, kolam renang anak-anak yang dilengkapi dengan ban pengaman, kolam luncuran, kolam pemancingan, arena bermain, taman keluarga , dan kafetaria.
Kolam Renang Kartika dapat dicapai dengan melewati alun-alun kota , lalu belok ke kanan + 1,5 KM.
Obyek wisata paling dekat yang dapat dikunjungi setelah melakukan perjalanan jauh yaitu Kolam Renang Kartika. Kolam Renang Kartika berada di dalam Kota Sragen, tepatnya di jalan Veteran berdampingan dengan Stadion Sepak Bola Sragen. Kolam Renang Kartika diresmikan pemakaian untuk umum oleh Bupati Sragen tanggal 26 April 1988, menempati areal seluas kurang lebih 2 hektar. Begitu wisatawan memasuki Taman Wisata Kolam Renang Kartika, pertama yang ditemui adalah lapangan parkir, yang dapat menampung kendaraan kurang lebih 50 buah mobil. Di samping lapangan parkir terdapat sebuah Kolam Pemancingan yang dilengkapi sebuah pondok pemantauan untuk bersantai, serta taman yang ditanami aneka bunga. Setelah memperoleh tanda masuk di loket, maka wisatawan akan memasuki halaman Kolam renang Kartika yang dikelilingi oleh pagar tembok setinggi 3 meter. Kolam Renang KArtika terbagi 2 (dua) bagian utama, yaitu:
 Kolam renang untuk umum , kolam renang ini memiliki ukuran panjang 25 meter dan lebar 12,5 meter, sedangkan dalamnya sangat bervariasi yaitu 3 meter, 2,5 meter, serta 1,50 meter
 Kolam renang untuk anak-anak , kolam renang ini mempunyai ukuran panjang 12,5 meter, lebar 3 meter serta dalamnya 60 centimeter.
Untuk menjaga kenyamanan para pelanggan maka kolam renang ini selalu dilakukan pengurasan satu kali dalam seminggu. Kolam Renang Kartika dilengkapi dengan arena permainan anak-anak. Fasilitas yang tersedia adalah papan luncur bergelombang, kamar ganti pakaian putra/putri, toilet, cafetaria, gudang, kantor pengelola, dan lain-lain. Beberapa usaha yang telah dan akan ditempuh antara lain perluasan areal objek wisata sehingga dapat meningkatkan daya tampung pengunjung serta meningkatkan keleluasaan gerak dan kenyamanan pengunjung; pembangunan dan penataan taman bermain serta penambahan alat-alat permainan; dan penataan kafetaria serta penambahan kolam renang baru.

8) TAMAN NDAYU
Di Kabupaten Sragen telah berdiri sebuah tempat wisata bernuansa pedesaan yang sangat lengkap dan sarat dengan nilai pendidikan dan hiburan. Dayu Alam A sri begitulah objek wisata ini dinamakan. Sesuai dengan namanya, tempat wisata ini sangat dekat dengan nuansa alam nan asri. Terletak di Desa Dayu, Kecamatan Sragen sekitar 20 KM dari Kota Solo; Dayu Alam Asri menyimpan sejuta potensi yang siap dinikmati oleh para wisatawan dari berbagai usia. Selain karena keindahan alam pedesaan yang mempesona dengan deretan pohon jati yang menaungi areal seluas hampir 5 Ha, berbagai fasilitas pendukung telah disediakan demi kenyamanan para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini. Antara lain : mini zoo , wahana bermain dan ketangkasan, agrowisata, resort , pendopo pertemuan, gazebo, kolam renang lengkap dengan arena luncuran, resto, dan sebagainya.
Sebuah kebun binatang mini ( mini zoo ) menjadi salah satu spot menarik dari objek wisata ini. Koleksi binatang yang hidup dan terpelihara dengan baik di mini zoo ini antara lain rusa, kanguru, landak, ular, burung merak, elang, berbagai jenis ikan langka seperti ikan lele afrika, ikan arapaima, dan alligator fish . Selain sebagai kebun binatang mini, tempat ini juga berfungsi sebagai tempat penangkaran beberapa jenis binatang di atas.
Di lengkapi : Warung Joglo Dayu, Green House, Taman Lalu Lintas, Wisata Perahu Kayuh, Flying Fox, Sepasang burung di mini Zoo, Bunga di Kebun Organik, Kolam Renang Dayu.
Objek wisata ini memiliki konsep sebagai daerah tujuan wisata keluarga, sehingga semua orang dari berbagai usia dapat menikmati kenyaman an dan hiburan yang ditawarkan oleh tempat ini. Fasilitas-fasilitasnya pun tersedia lengkap baik bagi anak-anak, remaja, maupun orang tua.
Masuk lebih jauh ke arena wisata ini, para wisatawan akan disuguhi sebuah taman lalu lintas di mana anak-anak bisa bermain dan belajar tentang disiplin berlalu lintas dengan cara yang tentu saja mengasyikan dan mudah diterima oleh mereka. Selain itu, mereka juga bisa bermain air sepuasnya di kolam renang yang lengkap dengan luncuran yang penuh warna.
Selain itu bagi para wisatawan yang menyenangi tantangan serta kegiatan yang cukup ekstrim dan menantang adrenalin, sebuah wahana flying fox yang terbentang di atas sungai selebar 50 M siap untuk dijajal. Atau jika Anda tidak begitu suka dengan ketinggian namun tetap menginginkan tantangan, cobalah untuk ber- canoeing menyusuri sungai Dayu. Ini tentu akan menjadi pengalaman yang sangat mendebarkan. Aktivitas air yang lain adalah memancing. Anda bisa memuaskan kegemaran Anda dalam hal memancing di sungai Dayu. Sejumlah perahu disediakan bagi Anda yang dapat di manfaatkan saat memancing atau sekedar untuk menikmati panorama alam dari atas permukaan air.
Untuk menambah citra tempat wisata ini sebagai objek wisata alam dan wisata agro, areal pertanian organi k terhampar luas di sini. Berbagai jenis tanaman sayur dan buah tumbuh dengan sangat subur tanpa terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya karena semua tanaman ini menggunakan pupuk organi k yang berasal dari kotoran hewan sehingga sangat sehat untuk dikonsumsi. Tanaman-tanaman tersebut antara lain : buah naga, p e paya jeruk, pisang, kacang panjang, cabai, tomat, pare, terung, singkong, ubi jalar, ceme, sawi hijau, mangga, tebu, padi, dan masih banyak lagi. Selain itu, di objek wisata ini juga bisa dijumpai tanaman Rosella yang daunnya setelah diolah bisa dijadikan minuman sejenis teh. Sebuah green house (rumah kaca) yang menaungi berbagai jenis tanaman hias yang sedap dipandang dan berbagai jenis tanaman obat juga telah didirikan di lokasi wisata ini.
Bagi para pecinta ikan, Anda akan dimanjakan oleh jajaran akuarium yang lengkap dengan berbagai koleksi ikan yang berupa warna, bentuk, dan ukuran.
Dengan kawasan wisata yang sedemikian luas dan sarat dengan spot-spot yang menarik, tentu tidak puas rasanya jika hanya dinikmati dalam waktu singkat. Anda tidak perlu bersusah-susah mencari tempat penginapan karena objek wisata ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas resort yang bisa Anda sewa kapan saja. Resort ini akan memberi kenyamaan bagi Anda yang menginginkan untuk tinggal lebih lama agar bisa menikmati seluruh pesona Dayu Alam Asri karena berbagai fasilitas telah disiapkan demi kenyaman Anda, antara lain kamar tidur, kamar mandi dengan bath tube air hangat dan dingin, pantry , garasi, AC, kolam renang, ruang tamu, dan teras belakang dengan panorama hutan jati dan sungai Dayu. Arsitektur bangunan yang artisti k yang mengutamakan kenyamanan penghuni dan penggunaan batu-batu alam sungguh merupakan sesuatu yang mesti Anda rasakan saat berkunjung ke Dayu Alam Asri. Anda akan merasa berada di rumah sendiri ( homy ) saat menginap di Dayu Homestay.
Tidak lengkap rasanya jika berkunjung ke suatu tempat wisata tanpa mencicipi menu-menu yang ditawarkan di resto-resto sekitar lokasi wisata. Begitu pula jika Anda berwisata ke Dayu Alam Asri. Kunjungan Anda belum lengkap jika belum menikmati berbagai jenis hidangan yang tersedia di resto Dayu. Disajikan dari bahan-bahan yang alami dan organi k , hidangan-hidangan tersebut akan terasa sangat nikmat apalagi karena dinikmati diresto bambu yang sangat close to nature .
Selain sebagai daerah tujuan wisata keluarga, Dayu Alam Asri juga siap menjadi tuan rumah berbagai pertemuan. Sebuah meeting room berbentuk joglo gagah berdiri di kawasan wisata ini.

1 comment for "Tempat Wisata Kota Sragen"